Rabu, 30 April 2008

Selamat Pagi di Siang Hari

Ketika berada di satu tempat di Jakarta Pusat, saya menerima sms dari teman di Makasar. "Ding...dong... Slamat pagi. Gimana hr ini, sehat2 aja, happy atau lg tdk mood. Gimana cuaca di jkt, cerah, mendung, hujan n lg ngapain skrg."

Sepintas tidak ada yang salah dengan sms tersebut. Namun saya senyum-senyum dan geleng-geleng kepala membacanya. Sebab si pengirim - entah terburu-buru atau kurang teliti - mengawali sms-nya dengan selamat pagi. Sementara sms tersebut saya terima jam 11.28 WIB. Itu berarti dia mengirimnya jam 12.28 WITA.
Sudah siang, bukan?

Rabu, 16 April 2008

Pengajian Keluarga Plus Ultah

Keluarga kami punya tradisi berkumpul tiap hari Minggu pertama setiap bulan. Acaranya pengajian dilanjutkan salat berjamaah dan makan siang. Biasanya sebelum hari Minggu saya terima sms yang mengingatkan sekaligus mengundang untuk datang ke pengajian. Khusus bulan ini, sudah dua Ahad saya tak terima sms. Dalam hati saya menduga mungkin tuan rumah atau ustadnya yang berhalangan.

Sms tersebut akhirnya datang juga Selasa (15/4). Isinya, "AWW. Hari minggu tgl 20 april kajian Al Quran bersama pk Rikza di kediaman Cik Ipin jam 10 sd selesai. Kumpul2 jg utk merayakan HUT bln Apr: Cik Ipin, Deni n Edwin. Datang ya. Wass". Cik Ipin adalah panggilan untuk paman kami, Syaiful Arifin, yang kali ini menjadi tuan rumah pengajian dan ulang tahunnya jatuh pada 15 April.

Rupanya pengajian kali ini diundur karena mau dilanjutkan dengan peringatan ulang tahun tiga anggota keluarga kami. Biasanya kalau dilanjutkan dengan acara ulang tahun seperti itu pesertanya lebih ramai dibanding biasanya. Ok, sampai ketemu di Bintar0 Minggu mendatang.

Selasa, 15 April 2008

Panjang Umurnya Serta Mulia

Bulan ini banyak keluarga saya yang berulang tahun. Tanggal 14 dan 15, misalnya, merupakan hari kelahiran adik dan paman saya. Sementara tanggal 17 dan 25 adalah ulang tahun kakak sepupu dan adik ipar. Data ulang tahun mereka sudah tersimpan di HP, dan pas hari H-nya alarm berbunyi pada jam 9.00.

Kemarin dan hari ini saya kirim sms untuk adik dan paman. Karena mereka sudah berkeluarga, saya kirim sms yang standar dan tidak banyak basa-basi. Bunyinya, “Happy birthday. Panjang umurnya serta mulia.”

Adik saya menjawab singkat, “Amin.” Mungkin karena lagi sibuk bekerja dia tak sempat berpanjang kata. Sedangkan paman menjawab, “Terima kasih yg sebesar besarnya atas ucapan dan doanya.”

Saya lega bila sms yang dikirim mendapat jawaban. Itu artinya mereka berkenan menerimanya, dan -mungkin - mereka terharu atas perhatian dari salah seorang keluarganya.

Saya tak mau ambil pusing bila mereka tidak ingat ulang tahun saya. Biarlah. Yang penting saya selalu mendoakan mereka panjang umur serta mulia. Bukankah doa itu bagian dari ibadah?

Minggu, 13 April 2008

Memilih D-1

Hari ini pesta demokrasi di Jawa Barat.Untuk pertama kalinya rakyat Jawa Barat memilih D-1 secara langsung. Iseng-iseng saya kirim sms ke beberapa teman di Jawa Barat untuk mencari tahu aspirasi mereka."Nyoblos siapa?" tanya saya.

Jawabannya beragam. Umumnya tidak menyebut nama kandidat yang dipilih."Nyoblos yg bukan incumbent,"kata Deni di Bandung.

Uki di Depok lain lagi jawabannya."Orang yg pernah menentang Gus Dur."

Sementara Ginanjar di Cinere dengan gamblang menyebut nama pilihannya."Hehehe.Kang XY (nama kandidat). Sy rindu sama militer euy." Dia menambahkan, "Hd memang favorit, tp saya rada krg sreg. Incumbent ngebosenin.

Yang golput juga ada."Nyoblos yang di rumah aja, bos! Abis gak ada kandidat cagub/cawagub yang sreg," kata Budi, warga Depok.

Dari jawaban di atas terlihat kalau mereka yang tinggal di perkotaan tidak memilih incumbent, dan menginginkan adanya pemimpin baru. Tapi ini tidak mewakili aspirasi mayoritas rakyat Jawa Barat. Sebab yang saya kirimi sms semuanya tinggal di perkotaan.

Mungkin mereka yang tinggal di desa/kampung masih menginginkan incumbent berkuasa kembali. Atau bisa juga mereka memilih tokoh yang populer, yang sudah kenyang pengalaman berkuasa.

Siapa yang bakal berkantor di Gedung Sate? Kita tunggu saja hasil perhitungan KPUD Jawa Barat.

Jumat, 11 April 2008

Diskon dari Mekarsari

Saya belum pernah berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari di Jonggol, Jawa Barat. Ke Jonggol pun hanya numpang lewat dalam perjalanan dari Jakarta-Bandung, atau sebaliknya.

Saya kembali teringat pada taman tersebut setelah menerima sebuah sms dari 818, nomor resmi XL. Isinya, "Nikmati SAWO RASA KELAPAMUDA sambil ntn konser Band Cokelat, 20 Apr08 jam 13, di Tmn Wisata Mekarsari. Dptkan Disc Tiket Masuk Mekarsari 50% dg mnunjukkan SMS ini!"

Jadi sms tersebut berisi penawaran kepada pelanggan XL untuk mendapatkan diskon tiket masuk Mekarsari sebesar 50% dengan menunjukkan sms tersebut. Penawaran itu hanya berlaku satu hari pada Minggu (20/4). Bila tidak dimanfaatkan pada hari itu, ya wassalam.

Saya belum ada rencana untuk memanfaatkan tawaran tersebut. Yang ada di benak saya adalah berapa banyak pelanggan XL yang memanfaatkannya, serta tempat hiburan apa saja - selain Taman Wisata Mekarsari - yang menjalin kerjasama dengan operator seluler tersebut. Siapa tahu ada bioskop yang memberi diskon kepada pelanggan XL via sms. Sebagai penggemar film saya pasti tidak melewatkan tawaran tersebut. Sayangnya tawaran tersebut belum mampir di HP saya.

Kamis, 10 April 2008

Kerja Sampingan

Gaji yang pas-pasan membuat seorang teman menelepon saya untuk minta pekerjaan buah menambah kocek. Dia tahu kalau saya tidak punya pembantu, dan itu dianggapnya sebagai peluang. "Bagaimana kalau saya membantu membereskan rumah kamu supaya lebih bersih dan kinclong," katanya menawarkan diri.

Saya jelas tidak tega kalau teman sampai menjadi pembantu di rumah. Saya jelaskan saja bahwa pekerjaan rumah tangga di rumah masih bisa saya tangani sendiri. Pembicaraan tidak berlangsung lama karena saya ada keperluan.

Tak lama setelah pembicaraan di telepon berakhir, HP saya berbunyi. Ada sms masuk. Bunyinya, "Mas, tiap hr sabtu/minggu dtng. Sbulan 4x nyapu. Ngepel. Gosok kmr mandi. Cuci baju. Nyetrika. Rmh dijamin kinclong deh. Berani g mas byr 500 rb? Please. Help.

Rupanya teman yang tadi telepon belum menyerah. Dia yang kirim sms tersebut. Saya kagum juga melihat kegigihannya. Tapi imbalan/upah yang dia minta buat saya kemahalan. Sebab pembantu yang selama ini kerja di rumah, yang kerjanya setiap hari, bukannya sebulan empat kali, gajinya tidak sampai Rp 500.000.

Teman tersebut saya beri motivasi untuk mencari pekerjaan lain, yang memerlukan keterampilan khusus, agar imbalan yang dia dapat bisa lebih besar lagi. "Cari kerja yg laen. Jgn jd PRT," balas saya.

Setelah sms-sms tersebut, saya belum dapat kabar lebih lanjut tentang teman tersebut. Mungkin dia sekarang makin sibuk karena harus melakoni pekerjaan tetap dan sampingan, sehingga tak lagi punya waktu untuk berkirim sms. Atau mungkin lagi tak punya pulsa?