Kamis, 10 April 2008

Kerja Sampingan

Gaji yang pas-pasan membuat seorang teman menelepon saya untuk minta pekerjaan buah menambah kocek. Dia tahu kalau saya tidak punya pembantu, dan itu dianggapnya sebagai peluang. "Bagaimana kalau saya membantu membereskan rumah kamu supaya lebih bersih dan kinclong," katanya menawarkan diri.

Saya jelas tidak tega kalau teman sampai menjadi pembantu di rumah. Saya jelaskan saja bahwa pekerjaan rumah tangga di rumah masih bisa saya tangani sendiri. Pembicaraan tidak berlangsung lama karena saya ada keperluan.

Tak lama setelah pembicaraan di telepon berakhir, HP saya berbunyi. Ada sms masuk. Bunyinya, "Mas, tiap hr sabtu/minggu dtng. Sbulan 4x nyapu. Ngepel. Gosok kmr mandi. Cuci baju. Nyetrika. Rmh dijamin kinclong deh. Berani g mas byr 500 rb? Please. Help.

Rupanya teman yang tadi telepon belum menyerah. Dia yang kirim sms tersebut. Saya kagum juga melihat kegigihannya. Tapi imbalan/upah yang dia minta buat saya kemahalan. Sebab pembantu yang selama ini kerja di rumah, yang kerjanya setiap hari, bukannya sebulan empat kali, gajinya tidak sampai Rp 500.000.

Teman tersebut saya beri motivasi untuk mencari pekerjaan lain, yang memerlukan keterampilan khusus, agar imbalan yang dia dapat bisa lebih besar lagi. "Cari kerja yg laen. Jgn jd PRT," balas saya.

Setelah sms-sms tersebut, saya belum dapat kabar lebih lanjut tentang teman tersebut. Mungkin dia sekarang makin sibuk karena harus melakoni pekerjaan tetap dan sampingan, sehingga tak lagi punya waktu untuk berkirim sms. Atau mungkin lagi tak punya pulsa?

Tidak ada komentar: